banner available

Tak Lagi Pusing Pikirkan Sewa Kios

KULINER BERJALAN: Seorang ibu berkeliling menggunakan mobil lawasnya menawarkan kue kepada konsumen. HARYADI/PONTIANAKPOST
KULINER BERJALAN: Seorang ibu berkeliling menggunakan mobil lawasnya menawarkan kue kepada konsumen. HARYADI/PONTIANAKPOST

TAK dipungkiri tarif sewa kios dan toko terus merangkak naik. Hal ini bisa memberatkan pedagang. Namun mereka tak kehabisan akal. Mobil yang sebelumnya digunakan sebagai kendaraan pribadi pun disulap sebagai tempat usaha.

Tidak hanya mobil bahkan sepeda motor roda tiga juga ikut disulap. Tempat berjualan seperti ini pun banyak ditemui di Kota Pontianak dan sekitarnya. Kota Baru, Sungai Raya Dalam, Gor Pangsuma atau tempat keramaian lainnya.

Ide kreatif itu dianggap dapat menekan biaya operasional bagi pebisnis dengan modal dan tenaga kerja yang terbatas. Biaya operasional hanya untuk ongkos minyak dari rumah ke tempat berjualan. Hal inilah yang dilakukan Ozi, pria yang berjualan kaos menggunakan sepeda motor roda tiga di Jalan Sungai Raya Dalam.

“Kalau isi minyak Rp50 ribu, bisa bertahan hingga satu minggu. Jadi biaya operasional pun benar-benar hemat. Saya hanya membayar biaya listrik saja,” kata Ozi saat ditemui wartawan koran ini, malam kemarin.

Sebelum di Sungai Raya Dalam, pria yang tinggal di Siantan ini berjualan di Taman Alun-alun Kapuas. Karena sedang ada perbaikan, pria berusia 34 tahun ini akhirnya memilih lokasi lain yang dianggap strategis untuk berjualan.

Menurut Ozi berjualan seperti ini tidak membuat dirinya repot untuk pindah tempat. Tanpa harus bongkar pasang, ozi hanya cukup starter sepeda motor dan kemudian tancap gas menuju lokasi yang cocok.

Hanya saja bukan berarti tanpa modal. Ozi harus mengeluarkan uang sebesar Rp4 juta. Untuk itu digunakan memodifikasi sepeda motor roda tiga yang dibelinya.Jika sebelumnya tidak ada atap dan dinding, sekarang sudah ada. Dibuatkan juga tempat khusus untuk menggantung pakaian. Sebagian besar produk yang dijual Ozi adalah kaos distro dari Bandung.

“Modal sih besar bang, tapi sekali keluar saja. Sedangkan untuk operasional tidak besar,” kata dia. Bedanya, kata Ozi, ketika berjualan di Taman Alun-alun Kapuas persaingan harga sangat ketat. Maklum saja pedagang di sana sangat ramai. Dari pedagang asesoris, jam tangan, kaos hingga pakaian.

Sedangkan di kawasan baru ini hanya dia sendiri. Perbandingannya 20 barang dagangan yang laku di Taman Alun-alun Kapuas nilainya sama dengan 10 barang yang laku di kawasan baru ini.

Alasan lainnya, dengan berjualan menggunakan tempat bergerak ini Ozi tidak harus repot bongkar pasang ketika ada penertiban petugas. Apalagi jika berjualan di atas fasilitas umum. Jika dilarang, kata Ozi, dia hanya perlu menggeser ke tempat yang lebih aman dan tidak melanggar aturan. (mse)
Share on Google Plus

About MOMO

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment